RAMALAN SEKTOR PARIWISATA SESUDAH PANDEMI CORONA

Karena pandemi Corona, sektor pariwisata salah satu yang paling terkena dampaknya. Namun, apa yang terjadi di pariwisata setelah pandemi ini berakhir?

Jika kita perhatikan, sektor pariwisata paling terguncang semenjak adanya pandemi Corona. Penerbangan dibatasi bahkan dilarang, banyak maskapai yang merumahkan karyawannya, hotel pun sepi, tempat wisata di tutup dan pendapatan daerah dari wisata menurun drastis. Juga adanya anjuran untuk di rumah saja membuat pariwisata semakin kehilangan arah.

Namun, bila pandemi ini berakhir apa yang akan terjadi? Orang-orang yang sudah bosan di rumah dan ingin liburan tentu tidak akan berpikir panjang untuk membayar tuntas kebosanan mereka selama di rumah.

Berikut ramalan detikcom kondisi sektor pariwisata, khususnya Indonesia jika pandemi Corona berakhir.



1. Lonjakan penerbangan domestik


Hal pertama yang akan terjadi adalah lonjakan penerbangan domestik yang tinggi. Orang-orang yang dulunya terpaksa merefund tiket akan berbondong-bondong membeli tiket pesawat untuk memuaskan hasrat liburan.

Apalagi dengan adanya larangan mudik, tentu hal paling pertama yang dilakukan adalah pulang ke kampung halaman. Langkah paling cepat untuk sampai ke kampung halaman dengan transportasi udara.

Untuk penerbangan internasional mungkin belum ada pergerakan berarti setelah pandemi. Karena mungkin masih ada pembatasan pergerakan wisatawan asing, baik dari dari Indonesia maupun negara-negara tetangga lainnya. Kemungkinan pemerintah masih membatasi pergerakan internasional untuk menghindari gelombang pandemi lanjutan.


2. Kenaikan turis domestik yang drastis


Setelah pandemi berakhir, tempat wisata satu persatu akan dibuka. Orang-orang akan mencari hiburan apapun yang terdekat dan murah dalam waktu singkat. Salah satunya adalah berwisata domestik. Hal ini juga didukung dengan peningkatan penerbangan domestik dan fenomena mudik.

3. Banyaknya promo tiket, jasa tur dan akomodasi


Cara memulihkan pariwisata dengan cepat dan menggerakan banyak masa adalah dengan ragam promo di penerbangan, akomodasi dan paket wisata. Setelah pandemi, diprediksi akan bertebaran beragam promo wisata yang pasti akan diburu oleh wisatawan yang sudah haus liburan.

4. Hotel penuh dan munculnya homestay dadakan

Bisa dipastikan jika jumlah turis yang liburan meningkat, hotel-hotel mulai dari bintang 1 sampai 5 akan penuh. Tidak tertutup kemungkinan muncul homestay dadakan yang digagas oleh warga sekitar tempat wisata.

Mereka bisa memanfaatkan usaha hospitality menyambut lonjakan wisatawan setelah pandemi. dan ini bisa menjadi salah satu jalan membuka jalur ekonomi warga selain berjualan.


5. Macet


Selain jalur udara, jalur darat juga akan terimbas karena lonjakan orang-orang yang ingin liburan. Macet dan kepadatan jalan raya tidak akan terelakan lagi.

Tiket-tiket bus dan kereta api akan habis. Penyewaan mobil dan sepeda motor akan menjamur. Dan jasa layanan bus pariwisata akan kebanjiran pesanan. Dan efeknya adalah tempat wisata ramai dan macet di depan mata.

6. Polusi dan sampah menumpuk
Ada kalimat bijak yang mengatakan, kepala boleh sama hitam namun isi siapa yang tahu. Nah begitu juga dengan kelakuan wisatawan yang beragam.

Jika bisa kita analogikan, diantara 10 orang turis hanya ada 3 orang yang sadar akan kebersihan tempat wisata. Sedangkan 7 lagi tidak peduli dan punya pikiran "yang penting

Jadi bersiap saja jika sampah ditempat wisata akan menumpuk karena jumlah wisatawan yang ramai dan juga kurang sadar kebersihan.

Serta polusi udara dan air juga bisa menjadi hal yang perlu kita waspadai. Kendaraan yang memadati jalanan dan juga dengan limbah rumah tangga yang berasal dari hotel dan restoran.

Perlu kesiapan dan pencegahan demi lingkungan yang tetap terjaga.
saya libur" atau "kan saya sudah bayar tiket masuk".

7. Kerusakan alam dan objek wisata
Seperti yang kita sepakati di atas, beragam kelakuan turis yang tidak bisa kita prediksi. Dan seburuk prediksi setelah Corona alam dan objek wisata tanpa sengaja akan rusak.

Bisa jadi karena polusi, sampah, kelakuan tangan nakal, kelakuan tidak bertanggung jawab dan juga kurangnya kesiapan tempat wisata menyambut wisatawan yang datang.

Tempat parkir asal-asalan yang bisa merusak kontur tanah. Serta kurangnya pengetahuan wisatawan akan pentingnya lingkungan akan berimbas kepada alam dan kerusakan tempat wisata.
8. Tren tur virtual

Selama pandemi Corona ini, rend wisata virtual semakin meningkat. Banyak tempat wisata menawarkan wisata virtual untuk para wisatawan yang rindu liburan. Mulai dari museum hingga destinasi dengan landmark ternama.

Tidak tertutup kemungkinan setelah Corona, wisata virtual semakin dikembangkan agar bisa terlihat nyata. Juga akan ada peningkatan wisata virtual yang merambah semua kalangan, bahkan untuk disabilitas.

Dan wisata virtual bisa menjadi solusi untuk tempat-tempat yang dilindungi untuk tetap mengenalkan tempatnya pada khalayak sebagai ajang edukasi. Juga wisata virtual bisa menjadi solusi untuk mengurangi kerusakan alam dan objek wisata.

9. Pembukaan lapangan pekerjaan

Setelah dikurung di rumah selama pandemi Corona, orang-orang akan sadar betapa pentingnya traveling atau bepergian ke tempat baru. Dan momen-momen tersebut tentu harus diabadikan dan dipamerkan di media sosial.

Serta lonjakan turis yang akan meningkat, akan membuat para penggiat usaha di bidang wisata membutuhkan orang-orang yang lebih banyak. Jadi nantinya diprediksi lowongan pekerjaan baru seperti fotografer, videografer, guide, supir, pelayan, karyawan hotel dan penerjemah akan dibutuhkan lebih.

10. Protokol kesehatan baru

Dari pandemi Corona kita bisa belajar betapa pentingnya hidup bersih dan sehat. Bisa jadi pariwisata belajar banyak dari sini. Mungkin akan ada protokol baru yang fokus pada kebersihan.

Seperti adanya hand sanitizer, tempat cuci tangan, dan penggunaan masker. Juga mungkin di tempat-tempat tertentu akan diterapkan pengecekan suhu tubuh dan adanya ketentuan kesehatan tertentu untuk mencegah tertularnya pengunjung lain





*)sumberdetiktravel.com

Comments

Popular posts from this blog